INFORMASI :

Selamat Datang DiWebsite Desa Wonorejo Kecamatan Karanganyar Kab Kebumen  Kode Pos 54364                                                             Pelayanan Kami Buka Hari Senin s/d Jumat Pukul 08.00 s/d 16.00 WIB

SEJARAH DAN ADAT ISTIADAT DESA WONOREJO

SEJARAH DAN ADAT ISTIADAT DESA WONOREJO

Desa Wonorejo berasal dari kata Wana dan Reja yang berarti hutan yang makmur, dimana awal mula terbentuknya Desa Wonorejo dimulai dari Gunung Cemara , yakni  para penggede atau pemangku wilayah di sekitar Karanganyar sering melakukan pertemuan di puncak Cemara tepatnya di sebuah batu cadas yang  datar dan cukup lapang serta mampu menampung banyak orang , di sekitar tempat tersebut terdapat hutan yang cukup lebat , namun dari puncak Cemara masih dapat dilihat wilayah – wilayah di sekitarnya , misal Gombong , Karanganyar bahkan Laut Selatan.

 

Lama kelamaan dari para penggede tersebut membawa serta warganya untuk melakukan babad alas atau wana di sekitaran gunung Cemara. Setelah dilakukan babad alas mulailah terjadi beberapa huru hara besar dari penunggu di wilayah tersebut, yang membuat para warga yang melakukan babad alas mengalami ketakutan , akhirnya setelah dilakukan ruwatan  dengan melibatkan para penggede tersebut , para penunggu di wilayah tersebut  meminta untuk setiap tahunnya pada bulan syuro atau bulan Muharram harus menanam kambing pada hari Kamis Wage , dimana kambing yang ditanam tersebut diambil beberapa bagian tubuh kambing yang membentuk satu kesatuan dari kepala sampai ekor dan masyarakat menyebut tradisi ini dengan nama  Wagean , tujuannya adalah agar kehidupan masyarakat ke depannya menjadi rejo atau makmur .

 

Setelah dilakukan penanaman kambing tersebut  huru hara hilang , kehidupan warga menjadi tenang serta makmur dan tradisi tersebut masih dilakukan turun temurun hingga sekarang.  Karena hal tersebut dinamakanlah Wanareja yang memiliki artian hutan yang makmur , dan setelah terpengaruh dalek Mataram menjadi Wonorejo .

Di Sebelah utara batu yang datar dan lapang tersebut terdapat sebuah petilasan yang dulunya digunakan untuk persinggahan atau tempat beristirahat oleh beberapa tokoh di tanah Jawa seperti Syech Baribin saat melakukan perjalanan ke Grenggeng , Untung Surapati saat melakukan perjalanan ke Kartosuro dari Cirebon , juga dari Pangeran Diponegoro saat melakukan perang gerilya melawan penjajah . Tempat tersebut dipilih karena memiliki akses pandangan atau pengamatan yang baik , juga di sekitar puncak Cemara terdapat ketersediaan air yang berasal mata air yang tak pernah kering walau kemarau panjang sekalipun. Adapun saat ini bangunan petilasan tersebut telah direnovasi ulang pada tahun 2018 .

Sebelum tahun 1970 an di sekitar puncak Gunung Cemara masih ada banyak pohon Cemara yang berukuran besar , namun sayangnya habis ditebang untuk kebutuhan oleh masyarakat sekitar . Saat ini telah dilakukan penanaman kembali pohon cemara untuk mengembalikan kondisi seperti saat sebelum tahun 1970 an . Disekitar puncak Cemara juga masih ada pohon pohon berusia ratusan tahun , diantaranya adalah pohon dhuwet , sawo kecik dan ada juga yang belum bernama bahkan pohon dhuwet ini sudah sangat langka untuk yang ada di alam bebas atau hutan.

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter

Kebumen Terkini

Peringati Hari Buruh, Bupati Kebumen Sebut Angka Penganguran Turun
Berkomitmen Majukan Pendidikan, Bupati Kebumen Raih Penghargaan Detik Jateng-Jogja Awards
Puluhan Ribu Warga Padati Alun-alun Pancasila, Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan
Silaturahmi dengan PPDI, Bupati Minta Perkuat Sinergitas
Bupati Kebumen Hibahkan Eks Gedung SD untuk Pemerintah Desa Sawangan

Arsip Berita

Statistik Pengunjung

Polling 1

Polling 2